WONG JOWO IN THE BLOG MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 2018", SEMOGA DITAHUN BARU INI GUSTI ALLAH SWT,BANYAK BERKAH DAN BAROKAH, SEHINGGA MENAMBAH KESEMPURNAAN HIDUP DAN IBADAH KITA, AMIN YA RABBAL ALAMIN

Wednesday, November 30, 2016

FILOSOFI JAWA UNTUK BILANGAN UMUR

Hitungan Filosofi bilangan Jawa dalam bahasa Indonesia :

Mulai dari usia
21    Dua Puluh Satu,
22    Dua Puluh Dua,...s/d
29    Dua Puluh Sembilan
Penyebutan dalam bahasa Jawa tidak diberi Rongpuluh Siji, Rongpuluh Loro, dst; melainkan Selikur, Rolikur,....s/d Songo Likur. Di sini terdapat satuan LIKUR yang merupakan kependekan dari Lingguh Kursi artinya "DUDUK DI KURSI".
Pada usia 21-29 tahun itulah saat kehidupan manusia mencari dan mendapatkan "TEMPAT DUDUKNYA atau KEDUDUKAN", misalnya Pekerjaan, Profesi yang akan ditekuni dalam kehidupan keduniawiannya; tetapi ada penyimpangan penyebutan pada bilangan 25, karena tidak disebut Limang Likur, melainkan Selawe, SELAWE yang merupakan kependekan dari SEneng-senege LAnang lan WEdok yang artinya Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh Perkenalan, Pacaran, Pertunangan, dan berakhir dengan Pernikahan. Maka dari itulah pada saat usia tersebut pada umumnya pemuda-pemudi melangsungkan pernikahan.

Ada penyimpangan dalam penyebutan pada bilangan 50. Karena setelah Sepuluh, Rongpuluh, Telungpuluh, Patangpuluh, semestinya disebut Limangpuluh. Tetapi bilangan 50 dalam keseharian diucapkan menjadi Seket. SEKET yang merupakan kependekan dari SEneng KEthonan yang artinya suka memakai Kethu/ tutup kepala topi/kopiah. Tandanya Usia semakin lanjut, tutup kepala bisa untuk menutup botak atau rambut yang memutih. Di sisi lain bisa juga Kopiah atau tutup kepala melambangkan orang yang sudah sampai pada usia 50 tahun mestinya seseorang seharusnya lebih memperbanyak aktifitas dalam beribadah dan memperbanyak sodaqoh atau berbagi untuk bekal memasuki kehidupan yang kekal abadi di alam akherat.

 Kemudian masih ada satu bilangan lagi, yaitu 60, yang juga menyimpang dalam penyebutan, bukan Enempuluh melainkan Sewidak atau Suwidak, SEWIDAK yang merupakan kependekan dari SEjatine WIs wayahe tinDAK yang artinya sesungguhnya sudah saatnya pergi. Jadi harus sudah matang dalam hal ibadah dan pendekatan diri dengan Sang Pencipta tidak lagi mengurusi keduniawian, karena setiap saat dipanggil menghadap Sang Pencipta.

Semoga bermanfaat enggeh  sederek2, untuk yang sudah lebih dari Suwidak perbanyak ibadah enggeh semoga saat kita dijemput diberi tetanda, diterima dalam pelukan illahi dan ditempatkan ditempat yang terbaik. AMIN Y RABBAL ALAMIN

Sumber : Post Facebook, Forum Kejawen; Wikimedia Indonesia,

2 comments: