Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut; karena itu disebut pula 'nasi tumpeng'. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, meskipun kerap juga digunakan nasi putih biasa atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia mengenal kegiatan ini secara umum. Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman bambu) dan dialasi daun pisang.
Tumpeng merupakan salah satu hasil karya masyarakat Jawa. Makna tumpeng secara leksikal tertera dalam Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta, 1937) sega diwangun pasungan ‘nasi dibentuk kerucut’. Arti tumpeng dalam Kamus Baoesastra Djawa tersebut serupa dengan artu pada Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Mardiwarsito, 1981) ‘nasi dibentuk seperti kerucut untuk selamatan’, sedang arti tumpeng dalam Kamus Jawa Kuna-Indonesia (P.J. Zoetmulder, 2011) tumpĕŋ ‘tumpeng’. Arti tersebut juga diperkuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu nasi yang dihidangkan dalam bentuk seperti kerucut (untuk selamatan, dsb).
Terdapat berbagai macam tumpeng dalam tradisi masyarakat Jawa, antara lain sebagai berikut:
1. Tumpeng Putih, yaitu tumpeng yang memakai kuluban ‘urap’ yang bumbunya tidak pedas. Urap
ditata dipinggir tumpeng. Sayuran dalam urap harus berjumlah ganjil.Tumpeng Putih |
2. Tumpeng Kuning, yaitu tumpeng yang warna nasinya kuning. Lauk pauknya berupa tahu, tempe, telur ayam, dan memakai urap.
Tumpeng Kuning |
3. Tumpeng Robyong, yaitu tumpeng yang digunakan untuk
Tumpeng Robyong |
4. Tumpeng Robyong Gundhul, yaitu hampir sama dengan Tumpeng
Tumpeng Gundhul |
5. Tumpeng Gundhul, yaitu tumpeng yang tidak memakai lauk pauk.
6. Tumpeng Ropoh, yaitu tumpeng putih yang memakai pisang Raja dan pisang Pulut.
7. Tumpeng Kencana, yaitu tumpeng yang terbuat dari ketan dan lauknya adalah telur dadar. Tumpeng jenis ini memakai urap.
8. Tumpeng Bango Tulak, yaitu tumpeng yang digunakan sebagai tolak balak. Tumpeng jenis ini memiliki ciri khas yaitu di bagian bawah berwarna hitam dan berwarna putih di bagian atasnya.
Tumpeng Panggang |
9. Tumpeng Panggang, yaitu tumpeng yang menggunakan urap dan lauknya ayam panggang.
10. Tumpeng Dhuplak, yaitu tumpeng yang memakai telur ayam rebus, tahu, tempe, ayam panggang, dan urap.
Tumpeng Dhuplak |
11. Tumpeng Kendhit, yaitu tumpeng putih yang memakai parutan kunyit dan tengah tumpeng berwarna putih.
Tumpeng Kendhit |
12. Tumpeng Megana, yaitu tumpeng yang menggunakan urap, sayur-sayuran, dan ikan asin berbumbu pedas. Tumpeng jenis ini digunakan untuk upacara wetonan.
Tumpeng Megono |
13. Tumpeng Urubing Damar, yaitu tumpeng yang digunakan untuk sesaji kepada Ratu Pantai Selatan. Tumpeng ini berbentuk kecil dan di sebelah kiri dan kanannya terdapat lampu yang terbuat dari bambu.
Tumpeng Urubing Damar |
14. Tumpeng Pangkur, yaitu tumpeng yang digunakan untuk selamatan orang meninggal dunia. Tumpeng jenis ini berwarna putih dan lauk pauknya hampir sama seperti tumpeng yang lain.
Tumpeng Pungkur |
15. Tumpeng Nujuh Bulan - Tumpeng ini digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan. Tumpeng ini terbuat dari nasi putih. Selain satu kerucut besar di tengah, tumpeng ini dikelilingi enam buah tumpeng kecil lainnya. Biasa disajikan di atas tampah yang dialasi daun pisang.
Tumpeng Nujuh Bulanan |
Berbagai macam jenis tumpeng di atas, sering digunakan oleh masyarakat Jawa untuk keduri atau merayakan suatu peristiwa penting, yaitu mulai dari dalam kandungan hingga meninggal dunia. Dalam tumpeng terkandung berbagai macam filosofi, misalnya: (1) tumpeng merupakan lambang kemakmuran; (2) tumpeng sebagai lambang rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; dan (3) tumpeng merupakan simbol penyeimbang alam semesta.
Sumber : Kamus Baoesastra Djawa (Poerwadarminta, 1937), Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Mardiwarsito, 1981)
Terima kasih infonya, sangat menambah wawasan...
ReplyDeletenasi tumpeng
Di masyarakat Jawa pedesaan di wilayah Surakarta ada yang disebut tumpeng Memule, tumpeng asahan, tumpeng lulut.
ReplyDeleteApa itu ?
Maknanya bagaimana ?