SESAJEN ADALAH
Sesajen |
Sesajen hanya berwujud segala sesuatu yang dihasilkan oleh bumi. Utamanya yang berupa pepohonan, buah-buahan dan sumber makanan yang lain. Selain itu juga sesajen juga mempunyai arti menurut wujud, rupa, warna dan namanya sesuai pengertian yang diketahui oleh orang Jawa jaman dahulu. Jadi sesaji ini yang terutama berupa makanan adalah untuk siapa saja yang hadir di tempat ini. Kita berkumpul di sini memberi gambaran akan rasa kebersamaan dan persatuan di antara kita.
Isi sesajen berdasarkan unsur-unsur biotik dan abiotik
A. BIOTIK
- Makanan pokok
- Padi, gabah, beras, nasi (tumpeng) : melambangkan ketuntasan dan kesempurnaan. Kalau kita melakukan sesuatu harus dengan tuntas dan tidak setengah-setengah.
- Nasi tumpeng. Kata “tumpeng” berasal dari kata TUMUNGKULO SING MEMPENG, artinya kalau kita ingin selamat, hendaknya kita selalu rajin beribadah. Sedangkan bentuk kerucut pada tumpeng mengartikan bahwa semakin hari kita harus senantiasa ingat kepada Tuhan dan tumpeng juga sebagai penjelmaan alam semesta dimana nasi berwujud gunung dikelilingi oleh hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan darat/air.
- Bubur panca warna : bubur beras merah, ketan hitam, bubur jagung, ketan putih, kacang hijau. Ditempatkan di 4 penjuru mata angin, 1 di tengah. Melambangkan sifat/elemen alam (air, api, udara, tanah, teja (angkasa))
- Karak/rengginang merupakan produk makanan turunan dari padi
- Lauk pauk (orem-orem tempe tahu, perkedel dll) menggambarkan tumbuhan-tumbuhan yang dapat dijadikan lauk pauk
- Sayur-sayuran (urap-urap) melambangkan urip, urup, urap. Urip artinya kita harus sadar darimana kita hidup, apa yang dikerjakan selama hidup, dan kemanakah tujuan setelah mati. Urup artinya kita selama hidup harus mempunyai arti bagi sesama, lingkungan, agama, bangsa dan negara. urap artinya kita dalam bermasyarakat harus bisa berbaur dengan siapa saja. Bila kita melakukan 3 hal di atas, maka hidupnya akan tenteram
- Sayur kluwih (seperti nangka) melambangkan harapan agar rejeki kita bisa berlebih (luwih)
- Jajanan pasar : menggambarkan kerukunan walaupun ada perbedaan, tenggang rasa.
- Polo pendem (sesuatu yang tumbuh di dalam tanah-singkong dll), polo gumantung (sesuatu yang tumbuh di pohon (pepaya dll), polo kesimpar (sesuatu yang tumbuh di atas tanah (semangka dll). Semuanya melambangkan keadaan manusia, apa yang ada dalam pikiran, angan-angan, akal dan tata cara. Dalam mewujudkan keinginan kita tidak boleh gegabah, tapi harus dipikirkan secara matang. Selalu menyenangkan hati orang lain dan dapat dibanggakan oleh orang tua, yang diartikan “mendem jero, mikul dhuwur” (memendam yang di bawah, memikul yang di atas)
- Bumbu mentah jenis akar atau umbi, biji, kulit, daun, bunga : tumbuh-tumbuhan yang berguna sebagai bumbu masak
- Bahan obat/herbal menggambarkan bahwa tumbuh-tumbuhan juga mempunyai fungsi sebagai bahan obat-obatan.
- Pisang raja gandeng seperti supit : pisang raja melambangkan supaya cita-cita kita yang senantiasa luhur agar dapat membangun bangsa dan negara
- Kelapa : tumbuhan yang seluruh bagiannya mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia,
- Sirih, pinang, tembakau, jambe : orang-orang Jawa jaman dahulu menggunakan tumbuh-tumbuhan ini untuk memperkuat gigi dan filosofinya adalah agar kita tidak bertutur kata sembarangan
- Kembang setaman : melambangkan raga manusia (lahir, tumbuh, mati) juga melambangkan kerukunan
- Daun pisang sebagai pembungkus (dinamakan “takir” atau tatag pikir) artinya bahwa manusia dalam bertindak harus mantap dan tidak boleh ragu-ragu. Daun jati bermanfaat sebagai pembungkus makanan, lebih kuat daripada daun pisang dan berfungsi sebagai pewarna makanan alami
- Badek (air ketan) : turunan dari beras, rasanya manis, menggambarkan kenyamanan hidup
- Rokok klobot melambangkan kebutuhan sekunder manusia. Bila ada pertemuan
- Pisang raja talun setandan merupakan lambang keberhasilan. Maksudnya agar kita mempunyai tujuan hidup atau cita-cita yang berguna bagi nusa, bangsa, dan sesama serta berusaha meraihnya sampai berhasil.
- Sekat padi melambangkan manusia yang berisi, baik lahir maupun batin.
- Buah-buahan, dari yang mentah sampai yang matang merupakan lambang dari proses pematangan diri manusia. Pematangan diri yang mengikuti proses alam dan tidak karbitan akan menghasilkan pribadi yang kuat. Berbagai macam daun, mulai daun kluwih, daun pohon beringin, daun andong dan puring, melambangkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, kita harus selalu ingat kepada-Nya dengan selalu melaksanakan segala perintah-Nya.
- Tebu wulung melambangkan kekuatan dan kemantapan batin. Diharapkan, budi pekerti dan kepribadian kita kukuh dan tegak seperti tanaman tebu tersebut.
- Janur kuning merupakan lambang cahaya terang. Agar kita selalu mendapatkan jalan yang lurus dan diridloi Allah dalam menjalani hidup ini. Tajali nur.
- Cengkir atau buah kelapa hijau dan kelapa gading yang masih muda, merupakan lambang keandalan pikiran dan kekuatan batin. Maksudnya, dalam bertindak, kita tidak boleh hanya mengandalkan pikiran dan fisik, tetapi juga hati dan akal budi.
- Kembang mayang melambangkan sepasang manusia yang mantap lahir batin dan siap menyemaikan bibit-bibit manusia unggul generasi berikutnya.
- Sekapur sirih melambangkan segala persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. Maksud dari penyajian sekapur sirih ini adalah agar kita selalu siap dan kuat dalam menghadapi segala cobaan dan benturan dalam hidup.
- Kembang setaman adalah lambang sosialisasi diri. Maksudnya agar kita selalu berusaha menjaga harumnya nama diri, kerabat, dan teman.
- Kembang pancawarna yang terdiri dari melati, mawar merah, (kantil) gading putih, gading kuning, dan bunga kenanga, melambangkan cinta kasih yang selalu berkembang dan harum mewangi.
- Santan kanil (kental) merupakan lambang sari-sari kehidupan dan juga susu ibu. Dimaksudkan agar kita selalu mengingat jasa dan pengorbanan ibu yang telah melahirkan kita.
- Damar kembang dibuat dari kelapa yang sudah dibuang serabut dan batoknya, lalu dilubangi bagian yang merupakan bakal tunas, diisi dengan minyak kelapa dan diberi sumbu dari sobekan kain dan dinyalakan. Ini merupakan lambang kehidupan, dimaksudkan agar kita selalu mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
- Dari hewan
Ingkung |
- Ayam utuh dipanggang (Ingkung) melambangkan pengorbanan selama hidup, cinta kasih terhadap sesama juga melambangkan hasil bumi (hewan darat)
- Ikan melambangkan hasil bumi (hewan air). Ikan bandeng (berduri banyak) melambangkan rejeki berlimpah, ikan teri (yang hidupnya bergerombol) melambangkan kerukunan
- Telur melambangkan asal mula kehidupan, dan dalam kehidupan selalu ada 2 sisi kuning putih, laki perempuan, siang malam dll
- Air di kendi : artinya bahwa supaya kita selalu mempunyai hati suci dan bersih
- Air di gelas dan bunga : melambangkan air minum yang menjadi kebutuhan hidup manusia
- Minuman kopi pahit : melambangkan elemen air namun bukan suatu minuman pokok (kebutuhan sekunder), dan menjadi minuman “persaudaraan” bila ada perkumpulan/pertemuan
- Anglo dan arang dinyalakan melambangkan elemen alam berupa api yang berguna bagi kehidupan manusia
- Dupa kemenyan : artinya keharuman dan ketentraman juga sembah sujud dan penghantar doa kita pada Tuhan juga menunjukkan eksistensi udara yang bergerak
C. PUSAKA
Keris |
- Taplak kain mori berwarna putih melambangkan kesucian. Dimaksudkan agar segala tindak tanduk kita didasarkan pada hati dan pikiran yang suci bersih, tidak dikotori oleh kecurigaan.
- Payung agung merupakan lambang perlindungan. Ditujukan kepada pamong atau pejabat agar selalu melindungi rakyatnya dari hujan dan panas kehidupan.
- Tombak melambangkan kewaspadaan. Kita diharapkan untuk selalu waspada dalam menghadapi segala kemungkinan yang mengancam kelangsungan hidup kita.
- Pusaka keris adalah lambang keberanian dan percaya diri. Berani dan percaya bahwa Tuhan akan menolong siapa pun yang menegakkan kebenaran.
Sumber : Buku Kejawen, wikipedia
No comments:
Post a Comment