Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai sesajen atau sesaji, maka kita bahas lebih dulu apa sebenarnya dan makna yang tersimpan dari sesajen tersebut,agar kita lebih mengenal ilmu dan manfaat juga tujuannya, bukan karena ikut2n atau katanya, berikut ulasannya.
Mengapa seorang Kejawen Sejati memberikan Sesajen?
Hal ini dikarenakan oleh tata krama sopan santun kepada Pihak Lain (Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, Orang Lain, dlsb), yang harus dicerminkan oleh seorang Kejawen.
Analoginya, dengan kita menyembah Ghusti, tidak berarti kita tidak menyuguhkan kenalan atau tetangga kita yang berkunjung ke rumah kita. Dalam kehidupan ini, Agama mana yang tidak mempercayai alam gaib, atau kehidupan lain di bumi ini? Dalam Kedjawen, kepercayaan itu dituangkan pula dalam pola sopan santun kepada “Mahluk Halus” yang termasuk dalam kategori Pihak Lain (Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, Orang Lain, dlsb) yang ada di sekitar kita.
Atau sebaliknya, jika kita menyuguhkan sajian kepada tamu kita yang datang ke rumah kita, apakah artinya kita menyembah tamu kita tersebut?
Jawabannya; tentu tidak khan!
Mengapa malam Jumat?
Seorang Kejawen mempercayai, bahwa malam Jumat adalah malam dimana para “Sesepuh” (baik itu mahluk halus maupun orang tua/saudara/kerabat yang sudah tidak ada) mengunjungi anak wayahnya.
Apa yang disuguhkan?
Untuk menghormati para “Sesepuh”, kita sebaiknya menyuguhkan hidangan seperti layaknya menyuguhkan tamu kita, minuman (Teh atau Kopi - tidak menutup kemungkinan jika kita juga ingin menyediakan rokok, bunga melati - sebagai wangi-wangian, dlsb) sebagai simbol penghormatan kita kepada para “Sesepuh” atau tamu kita. Jadi, hal ini merupakan bentuk sopan santun kita kepada para “Sesepuh”, maupun "Mahluk Halus" yang kita rasa sering berkunjung ke rumah kita.
Mengapa disebut Sesepuh?
Karena mereka umumnya mempunyai umur yang jauh di atas kita. Sehingga mereka layak disebut "Sesepuh". Begitu juga Kakek Buyut kita atau Orang Tua kita yang sudah meninggal. Dimana mereka selalu menengok anak cucu-nya pada malam Jumat.
Jadi kita tidak menyembah Sesepuh kita melebihi Ghusti?
Absolut tidak. Kalau dibalik dengan pertanyaan. Apakah Anda menyuguhkan kenalan Anda waktu mereka bertamu ke rumah Anda, berarti Anda menyembah tamu Anda?
Mengapa waktu memberikan Sesajen, bersikap seolah menyembah?
Ini memang ada kesalahan gesture antara menyembah Ghusti, dengan memberi hormat kepada “Sesepuh”.
Sebenarnya dalam Kejawen menyembah Ghusti, tangan diletakan diatas kepala atau bersentuhan dengan dahi.
Yang memiliki makna; Posisi Ghusti adalah absolut di atas segala-galanya
Sedangkan untuk memberi salam hormat kepada “Sesepuh” tangan/jempol menyentuh dagu. Yang memiliki makna; bahwa seorang Kejawen tidak boleh berbuat sembrono/sembarangan (baik prilaku maupun bertutur kata), kepada orang atau mahluk yang lebih sepuh.
Sementara memberi salam hormat kepada sesama adalah dengan tangan/jempol menyentuh dada.
Yang memiliki makna; bahwa seorang kejawen menghormati sesamanya, dengan hati yang tulus dan ikhlas
Sesajen |
Hal ini dikarenakan oleh tata krama sopan santun kepada Pihak Lain (Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, Orang Lain, dlsb), yang harus dicerminkan oleh seorang Kejawen.
Analoginya, dengan kita menyembah Ghusti, tidak berarti kita tidak menyuguhkan kenalan atau tetangga kita yang berkunjung ke rumah kita. Dalam kehidupan ini, Agama mana yang tidak mempercayai alam gaib, atau kehidupan lain di bumi ini? Dalam Kedjawen, kepercayaan itu dituangkan pula dalam pola sopan santun kepada “Mahluk Halus” yang termasuk dalam kategori Pihak Lain (Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, Orang Lain, dlsb) yang ada di sekitar kita.
Atau sebaliknya, jika kita menyuguhkan sajian kepada tamu kita yang datang ke rumah kita, apakah artinya kita menyembah tamu kita tersebut?
Jawabannya; tentu tidak khan!
Mengapa malam Jumat?
Seorang Kejawen mempercayai, bahwa malam Jumat adalah malam dimana para “Sesepuh” (baik itu mahluk halus maupun orang tua/saudara/kerabat yang sudah tidak ada) mengunjungi anak wayahnya.
Apa yang disuguhkan?
Untuk menghormati para “Sesepuh”, kita sebaiknya menyuguhkan hidangan seperti layaknya menyuguhkan tamu kita, minuman (Teh atau Kopi - tidak menutup kemungkinan jika kita juga ingin menyediakan rokok, bunga melati - sebagai wangi-wangian, dlsb) sebagai simbol penghormatan kita kepada para “Sesepuh” atau tamu kita. Jadi, hal ini merupakan bentuk sopan santun kita kepada para “Sesepuh”, maupun "Mahluk Halus" yang kita rasa sering berkunjung ke rumah kita.
Mengapa disebut Sesepuh?
Karena mereka umumnya mempunyai umur yang jauh di atas kita. Sehingga mereka layak disebut "Sesepuh". Begitu juga Kakek Buyut kita atau Orang Tua kita yang sudah meninggal. Dimana mereka selalu menengok anak cucu-nya pada malam Jumat.
Jadi kita tidak menyembah Sesepuh kita melebihi Ghusti?
Absolut tidak. Kalau dibalik dengan pertanyaan. Apakah Anda menyuguhkan kenalan Anda waktu mereka bertamu ke rumah Anda, berarti Anda menyembah tamu Anda?
Mengapa waktu memberikan Sesajen, bersikap seolah menyembah?
Ini memang ada kesalahan gesture antara menyembah Ghusti, dengan memberi hormat kepada “Sesepuh”.
Sebenarnya dalam Kejawen menyembah Ghusti, tangan diletakan diatas kepala atau bersentuhan dengan dahi.
Yang memiliki makna; Posisi Ghusti adalah absolut di atas segala-galanya
Sedangkan untuk memberi salam hormat kepada “Sesepuh” tangan/jempol menyentuh dagu. Yang memiliki makna; bahwa seorang Kejawen tidak boleh berbuat sembrono/sembarangan (baik prilaku maupun bertutur kata), kepada orang atau mahluk yang lebih sepuh.
Sementara memberi salam hormat kepada sesama adalah dengan tangan/jempol menyentuh dada.
Yang memiliki makna; bahwa seorang kejawen menghormati sesamanya, dengan hati yang tulus dan ikhlas
Demikian yang ingin saya bagikan:
Masyarakat Jawa masih mengenal apa yang disebut sebagai sajen atau sesaji, dan masih ada yang meneruskan tradisi tersebut. Namun, tradisi sajen oleh sebagian masyarakat modern dianggap sebagai klenik, mistis, irasional, dan segala jenis sebutan lain yang berkesan negatif. Hanya sedikit orang yang melihatnya sebagai bentuk lain dari doa. Dengan kata lain, sesaji adalah wujud dari sistem religi masyarakat Jawa. atau keluhuran budi pekerti dari orang jawa dalam menghormati juga menjalin tali silaturahmi kepada Gusti, sesepuh,alam, makhluk lain dan sesamanya terjalin kerukunan yang baik.
Berikut ragam jenis acara yang menggunakan sesaji di dalamnya.
Ada beragam jenis sesaji dalam kehidupan masyarakat Jawa. Ragam sesaji tersebut mewakili siklus kehidupan manusia Jawa, yaitu: metu-manten-mati (kelahiran-pernikahan-kematian). Kesemuanya mempunyai makna sebagai simbol doa dan harapan.
Sajen Kelahiran
Didalam menyambut kelahiran jabang bayi, ada tiga prosesi sesajen yang hadir dalam acara selamatan berikut ulasanya :
Didalam menyambut kelahiran jabang bayi, ada tiga prosesi sesajen yang hadir dalam acara selamatan berikut ulasanya :
Brokohan |
Sajen Brokohan
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk sesaji berupa kelapa tidak utuh, gula jawa tidak utuh, cendol atau dawet dalam periuk kecil, dan telur bebek mentah. Di samping itu, juga terdapat sesaji yang berupa sepasang ayam dewasa yang diletakkan dalam kurungan kranji. Makna sajen brokohan merupakan manifestasi dari siklus manusia ketika masih di dalam rahim Sang Ilahi. Sebelum terbentuk, embrio berasal dari pertemuan benih laki-laki yang berupa sperma (dalam bahasa Jawa kuno disebut sukra) dengan benih perempuan yang berupa sel telur (atau swanita). Kelapa tidak utuh merupakan simbol sel sperma, sedangkan gula jawa adalah simbol sel telur. Ketika keduanya bertemu muncullah bibit kehidupan atau embrio, yang disimbolkan dengan cendol atau dawet dalam periuk kecil. Menurut orang Jawa, roh dari embrio-embrio ini masih berada di alam awang-uwung atau langit biru, disimbolkan dengan telur bebek yang kulitnya berwarna biru langit. Siklus manusia yang masih berada di dalam rahim Sang Ilahi belum bebas adanya, disimbolkan oleh sepasang ayam dewasa dalam kurungan kranji.
Sajen Pisang Sanggan
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk pisang raja setangkep (dua sisir) yang buahnya berjumlah genap pada masing-masing sisirnya. Di atasnya terdapat kembang telon (kanthil, melati, kenanga), seikat benang lawe, dan ubarampe kinang atau ganten (daun sirih, enjet/kapur, gambir, susur/tembakau, buah jambe, dan daun sogok telik), masing-masing diletakkan dalam sebuah takir dan ditambah dengan boreh. Makna sajen pisang sanggan dan kembang telon adalah ketika sudah mencapai bulan kelahiran, maka jabang bayi akan lahir ke dunia. Ceritanya, saat Batara Guru telah mendapatkan air amerta (air kehidupan) dari hasil mengaduk-aduk laut, maka yang digambarkan adalah wujud dunia ini, yang kemudian disimbolkan dengan pisang raja. Orang Jawa kuno sudah beranggapan bahwa, bumi ini bulat tanpa ujung pangkalnya. Sedangkan sesaji kembang telon, melati, kanthil, dan kenanga merupakan perwujudan dari ketiga dunia ini. Paham Jawa Kuno mengenal adanya tiga dunia, yaitu dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah. Sesaji dalam wujud ubarampe kinang dan boreh bermakna bahwa bayi yang lahir pasti disambut dengan suasana suka cita seperti makan kinang akan merasakan manis. Begitulah gambaran manusia hidup di bumi dalam mencari hidup selalu ada pergulatan dan kesulitan, untuk meraih suatu kebahagiaan dari tujuan hidup.
Sajen Tumpeng Gundhul
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk tumpeng tanpa dihiasi dengan ubarampe apa pun. Wujudnya putih polos, dengan dikelilingi tujuh variasi jenang dalam tujuh wadah takir, misalnya jenang putih, jenang abang, jenang putih palang jenang abang, jenang putih sedikit jenang abang, jenang boro-boro (jenang putih diberi parutan kelapa dan irisan gula jawa) dan separo jenang abang dan putih. Semuanya ditempatkan dalam ‘nyiru’ tampah. Sajen ini sebagai simbol dari bayi yang lahir ke dunia masih dalam keadaan polos, bersih, dan suci lahir batin. Ia lahir ke dunia belum mempunyai apa-apa dan belum ada apa-apanya. Yang ia miliki hanyalah jiwa raga yang melekat pada dirinya. Ketujuh jenang mempunyai makna bahwa saat kelahiran bayi, ia akan selalu disertai oleh tujuh saudara dalam kehidupannya. Ketujuh saudaranya (dalam tradisi Jawa kuno) itu berasal dari darah nifas, air kawah, kotoran, ari-ari, dan lain-lain.
Sajen Pernikahan
Berikut sesajen yang hadir dalam prosesi acara selamatan pernikahan antara lain :
Berikut sesajen yang hadir dalam prosesi acara selamatan pernikahan antara lain :
Sego Punar |
Sajen Sega Punar
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk nasi kuning yang dilengkapi dengan lauk pauk, seperti abon, kedelai hitam, bawang merah goreng, ayam goreng, irisan telur dadar, sambal goreng, mentimun, dan daun kemangi. Semuanya diletakkan dalam tampah 'nyiru'. Sajen ini adalah gambaran bersatunya dua hati perempuan dan laki-laki dalam ikatan perkawinan. Keduanya diharapkan dapat seiring sejalan dan harmonis dalam membangun rumah tangga dan saat terjun di dalam masyarakat. Rasa egois harus ditinggalkan jauh-jauh, mereka harus dapat menerima apa adanya, menerima kekurangan masing-masing dan berusaha melengkapinya, sehingga menjadi satu kelebihan. Sajen sega punar ini dalam setiap upacara panggih manten Jawa selalu disertakan dalam acara dhahar walimah, yang menggambarkan bersatunya dua hati menjadi satu ikatan batin yang utuh.
Sajen Sega Kebuli
Sajen diwujudkan dalam bentuk nasi putih dengan lauk pauk seperti telur ceplok, abon, ayam goreng, sambel goreng, krupuk udang, mentimun, dan daun kemangi. Semuanya ditempatkan dalam sebuah tampah 'nyiru'. Konon, nasi kebuli berasal dari budaya Timur Tengah. Makna sajen ini adalah menggambarkan perjalanan hidup suami istri yang diharapkan selalu dalam keadaan selamat, mendapat berkah dari Tuhan, dan segala permohonan dan harapannya terkabulkan oleh Tuhan. Setelah pernikahan terjadi, keduanya pasti selalu memohon kepada Tuhan, agar di dalam melaksanakan kehidupan mendapat rahmat, terhindar dari segala mara bahaya dan mudah mendapat rezeki.
Sajen Sega Golong
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk sesajian yang berupa dua buah nasi golong, yang masing-masing diselimuti atau dibalut dengan telur dadar, pecel panggang ayam, daun kemangi, dilengkapi dengan jangan menir (sayur menir) dan jangan padhamara. Khusus jangan menir dan jangan padhamara, masing-masing ditempatkan terlebih dahulu dalam cuwo/cowek (cobek) yang terbuat dari gerabah. Baru kemudian semua sajen ditempatkan dalam sebuah tampah 'nyiru'. Makna sajen ini adalah menggambarkan kedua insan yang mempunyai niat saling membantu dalam membangun mahligai rumah tangga. Begitu pula dalam kebutuhan lahir batin, mereka saling mengisi, saling memberi dan menerima. Istilah golong lulut dalam bahasa Jawa Kuno mengacu pada hubungan suami istri atau intercourse. Oleh karena itu, sega golong yang diselimuti oleh telur dadar sebagai simbol hubungan suami istri tersebut.
Sajen Kematian
Didalam prosesi acara kematian juga terdapat beberapa sesajen yang dihadirkan, berikut sesajen tersebut :
Didalam prosesi acara kematian juga terdapat beberapa sesajen yang dihadirkan, berikut sesajen tersebut :
Sajen Kolak Ketan |
Sajen Ketan Kolak
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk sesajian yang berupa tujuh buah apem, ketan, dan kolak (pisang dan ketela). Semuanya ditempatkan di dalam tampah 'nyiru' yang telah diberi alas daun pisang. Makna sajen ketan kolak ini menggambarkan seseorang yang telah meninggal dunia dan siap kembali menyatu dengan Sang Ilahi. Agar dapat tercapai dengan selamat dan sempurna di sisi-Nya, dan arwahnya tidak nglambrang atau pergi tak tentu arah, maka disimbolkan dengan sajen ketan kolak apem. Sajen ini juga sering dijumpai pada saat tradisi ruwahan, yang intinya memohon kepada Tuhan agar arwah orang yang diselamati dapat kembali kepada Sang Ilahi dan tidak nglambrang atau gentayangan.
Sajen Kendhi
Sajen ini diwujudkan dalam bentuk sesajian berupa kendi ditutup dengan daun dhadhap serep. Air tempuran adalah pertemuan dua arus sungai. Makna sajen ini adalah menggambarkan sudah pulangnya kembali arwah yang sudah meninggal di sisi Sang Ilahi, seperti sebelum dilahirkan. Dengan demikian, diharapkan arwah tersebut dapat kembali menuju ke alam kelanggengan, atau dunia yang kekal abadi.
Sajen untuk alam
Prosesi sesajen yang ditujukan untuk lama antara lain sebagai berikut :
makanan yang ada tumbuh diatas tanah seperti kacang panjang kedelai dll.
Prosesi sesajen yang ditujukan untuk lama antara lain sebagai berikut :
Sedekah Laut |
Sedekah Bumi
Sedekah bumi atau kabumi pada mulanya merupakan salah kegiatan upacara tradisional yang banyak dilakukan oleh masyarakat agraris di desa-desa. Sebagai perwujudan rasa syukur mereka kepada sang Pencipta atas hasil pertanian melimpah. Upacara tradisional ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali, pada bulan apit (Dzul Qa’dah) bertepatan pada hari ahad kliwon. Nilai-nilai budaya dan kearifan tradisional ini terbukti merupakan benteng yang mampu menjaga prilaku manusia untuk hidup selaras dan dengan alam dan lingkungannya. Pada sisi lain dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi ang mengglobal telah menyebabkan kegamangan dan kegagapan sosial. Tujuan tradisi Sedekah Bumi adalah memberikan persembahan dan penghormatan yang berupa sesaji hasil bumi yang ditunjukkan kepada sang maha pencipta yang telah menjaga bumi pertiwi yang ditempati dalam keadaan aman, tenteram, sejahtera dan jauh dari segala macam persoalan-persoalan dan masalah. Serta diadakan karena ingin mengucapkan rasa syukur atas rizky yang telah diberikan.
Berikut uborampe atau Peralatan yang wajib ada pada saat upacara sedekah bumi antara lain :
1. Ikan hidup (ikan lele, munjair, emas dll)
Ikan tersebut yang wajib membawa ialah kepala desa, ikan tersebut akan dilepas di sendang. Ikan dianggap mampu memberikan banyak manfaat dan berkah bagi warga Pakis.2. Daging ayam yang di ingkung
Daging ayam juga wajib dibawa oleh kepala desa, daging ayam akan di makan bersa-sama dengan warga saat acara selamatan di sendang. Makan bersama merupakan rasa syukur warga Pakis atas hasil panen selama setahun.3. Nasi putih dalam baskom
Bagi semua warga yang ada dalam acara tersebut wajib membawa nasi untuk selamatan. Nasi putih merupakan makanan pokok warga pakis dan juga salah satu panen yang paling melimpah ialah padi.4. Sate daging (sapi, kerbau)
Sate merupakan hal yang diutamakan oleh warga karena dianggap memberikan berkah.5. Takir (berisi nasi, rempeyek, tumisan, dll)
Takir akan ditinggal di sendang, konon katanya untuk makanan orang yang menunggu sendang tersebut.6. Tikar
Tikar dari pohon padan yang wajib dibawa oleh kepala desa. Tikar digunakan untuk tempat sesaji yang telah dibawa kepala desa.7. Warga harus meneteskan darah hewan dalam tanah
Hal tesebut ditujukan kepada bumi yang telah mati. Jadi setiap warga wajib meneteskan darah hewan baik itu ikan, ayam, dan darah hewan lainnya yang bisa dimakan manusia.Perlengkapan tambahan yang tidak kalah pentingnya untuk dibawa saat acara berlangsung ialah:
1. Jajan pasar
Jajan pasar sudah menjadi makanan pelengkap acara sedekah bumi, dan jajan pasarlah yang menjadi makanan enak ketika acara sedekah bumi, karena jarang sekali jajanan pasar ada setiap hari.
2. Nasi ketan
Banyak orang-orang yang menjadikan nasi ketan sebagai makanan tambahan, setelah nasi putih.3. Makanan tradisional
Makanan yang dinanti-nanti ketika selamatan, biasanya isinya ada bugis, nagasari, lemper dll.
4. Polo pendem dan polo kesimparMakanan yang berasal dari umbi-umbian seperti singkong telo, pohon atau rambat,dan
makanan yang ada tumbuh diatas tanah seperti kacang panjang kedelai dll.
Sedekah laut
Tradisi sedekah laut adalah membuang/ melarung/ menghayutkan sesaji ke laut dengan maksud memberikan makanan/ berbagi berkah dari hasil masyarakat kepada yang mbaurekso atau penguasa laut. Upacara Sedekah Laut merupakan upacara tradisional masyarakat nelayan/ masyarakat pesisir sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kemudahan dan rejeki dari hasil laut yang telah diberikan selama satu, biasanya dilaksanakan pada setiap tahun Bulan Syuro/Muharam pada hari Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon.
Ubo rampe yang ada dalam sedekah laut antara lain :
a. Perahu tempel, yang nantinya dipakai untuk membawa sesaji yang akan dilabuh ke ketengah laut
b. Ancak, dari belahan bambu yang dianyam dengan bentuk segi empat untuk tempat sesaji
c. Jodhang, terbuat dari kayu yang dibuat empat persegi panjang untuk mengangkut sesaji yang akan dibawa ke pesisir laut
d. Tampah/tambir, bentuknya bulat dari anyaman bambu untuk tempat sesaji
e. Pengaron, terbuat dari tanah liat untuk tempat nasi
f. Takir, terbuat dari daun pisang yang dibentuk lalu pada kedua ujungnya diberi janur atau daun nyiur muda untuk tempat jenang sesaji
g. Ceketong, terbuat daun pisang untuk sendok.
Sesajinya ada bermacam-macam Sesaji yang khusus untuk Kanjeng Ratu Kidul yang nantinya dilabuh, yaitu:
a. Bunga Telon, terdiri dari mawar, melati, kantil, kenanga dan sebagainya
b. Alat-alat kecantikan khusus wanita meliputi bedhak, sisir, minyak wangi, pensil alis, dan sebagainya
c. Pakaian sak pengadek atau lengkap wanita, ada baju, celana, BH, kebaya yang semuanya harus baru,
d. Jenang-jenangan, yang berwarna merah, putih, hitam, palang katul, dan sebagainya,
e. Jajan pasar, yaitu makanan kecil-kecilan seperti kacang, lempeng, slondok, dan sebagainya yang dibeli di pasar
f. Nasi udhuk atau nasi gurih, beras yang dimasak bersama santan, garam, dan sebagainya,
g. Ayam ingkung, ayam jantan yang dimasak utuh dengan kedua kaki dan sayap diikat,
h. Pisang sanggan, dari pisang raja yang berjumlah genap,
i. Pisang raja pulut, sesisir pisang raja dan sesisir pulut,
j. Lauk pauk, terdiri dari rempeyek, krupuk, kedelai, tanto dan sebagainya,
k. Lalapan, terdiri dari kol, buncis yang dirajang halus.Sekian sedikit penjelasan dari saya semoga menjadi manfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca, terima kasih
Sumber : Buletin CITRA SOLO edisi 03/V/2011 hal. 10 – 11
ASSALAMU ALAIKUM.WR.WB.. SAYA TERMASUK ORANG YANG GEMAR BERMAIN TOGEL,SETELAH SEKIAN LAMANYA SAYA BERMAIN TOGEL AKHIRNYA SAYA MENEMUKAN NOMOR SEORANG PERAMAL TOGEL YANG TERKENAL KEAHLIANNYA DI SELURUH DUNIA,NAMANYA
ReplyDeleteKIYAI_PATI DAN SAYA BENAR BENAR TIDAK PERCAYA DAN HAMPIR PINSANG KARNA KEMARIN ANGKA GHOIB YANG DIBERIKAN OLEH KIYAI 4D DI PUTARAN SGP YAITU 0106 TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS. SUDAH 2.KALI PUTARAN SAYA MENAN BERKAT BANTUAN KIYAI
PADAHAL,AWALNYA SAYA CUMA COBA COBA MENELPON DAN SAYA MEMBERITAHUKAN SEMUA KELUHAN SAYA KEPADA KIYAI_PATI DISITULAH ALHAMDULILLAH KIYAI_PATI TELAH MEMBERIKAN SAYA SOLUSI YANG SANGAT TEPAT DAN DIA MEMBERIKAN ANGKA YANG BEGITU TEPAT..,MULANYA SAYA RAGU TAPI DENGAN PENUH SEMANGAT ANGKA YANG DIBERIKAN KIYAI ITU SAYA PASANG DAN SYUKUR ALHAMDULILLAH BERHASIL SAYA JACKPOT DAPAT 500.JUTA,DAN BETAPA BAHAGIANYA SAYA BERSUJUD-SUJUD SAMBIL BERKATA ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA KIYAI,SAYA TIDAK AKAN LUPA BANTUAN DAN BUDI BAIK KIYAI, BAGI ANDA SAUDARAH-SAUDARAH YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG PUNYA HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI SILAHKAN HUBUNGI KIYAI_PATI DI NOMOR HP: 0852_1741_5657
Sangat bermanfaat
ReplyDeleteApakah saya bisa tahu lebih banyak utk kelengkapan sesajen jawa, sperti utk malam suro, utk leluhur setiap maalm jumat kliwon, kemudian sesajen weton dll? Trimakasih
Mugi-mugi di lestarikan anak putu...Amin
ReplyDelete